Koenci – Belum lama ini, Indonesia menggelar ajang internasional World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024. In menjadi sarana yang dimanfaatkan Indonesia dalam promosi kekayaan sumber daya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan berbagai pihak menghadirkan berbagai program dan aktivasi yang dinikmati lebih dari 50 ribu peserta WWF ke-10 yang hadir. 

Rangkaian kegiatan itu, antara lain prosesi Melukat yang diikuti oleh para delegasi. Melukat atau Balinese Water Purification Ceremony merupakan ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi. 

Kemenparekraf/Baparekraf secara khusus juga memberikan dukungan dengan menghadirkan Indonesia Pavilion pada Expo World Water Forum 2024.

Di dalam pavilion, Kemenparekraf menyediakan berbagai atraksi menarik. Seperti konten dan aktivasi gim bernama “Lokapala” dari Anantarupa yang mengangkat kebudayaan dan cerita rakyat yang sangat kental dengan unsur kearifan lokal Indonesia.

Menparekraf menilai keseluruhan pelaksanaan WWF di Bali lekat dengan nilai-nilai budaya Indonesia khususnya Bali. WWF ke-10 diharapkan memberikan multiplier effect besar bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Mulai dari hulu ke hilir yang mendorong pada terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja baru yang berkualitas. 

Sektor UMKM juga merasakan dampaknya seperti objek wisata, pemandu wisata, kuliner daerah setempat, kerajinan, serta cenderamata.

“WWF ke-10 juga sarana promosi bagi pemerintah untuk mencapai target-target pariwisata dan ekonomi kreatif di 2024. Seperti jumlah kunjungan wisman antara 9,5 hingga 14,3 juta,” kata Sandiaga.

Dalam keterangan terpisah, Delia von Rueti, seorang philanthropist berusia 50 tahun ini berpendapat senada, terkait penyelenggaraan WWF ke-10.

Seperti diketahui, nama Delia, mungkin belum terlalu familiar di telinga anak muda. Namun desainer perhiasan ini punya karya yang sudah go international. Aksesori Delia dimiliki banyak sosok terkenal.

Mulai dari Ani Yudhoyono, Sharon Stone, Lady Gaga, Michelle Yeoh, Miranda Goeltom, Mari Elka Pangestu, hingga Michelle Obama.

Selain bisnis yang patut dibanggakan, perempuan 50 tahun itu juga seorang philantropist. Bahkan, ia pernah menyumbangkan lahan pribadinya seluas 2.500 hektar di Kalimantan untuk taman hutan hujan untuk publik.

Kini, putrinya, Kayla von Rueti bersama sang ibu, mengajak masyarakat untuk lebih ramah lingkungan dan menjaga kesehatan. Sebelumnya, perempuan asal Pematang Siantar, Sumatera Utara ini, memang telah menggagas kampanye Love & O2, sebuah panggilan untuk mencintai bumi.

Bersama Love & O2 yang digagas oleh Delia, diharapkan masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kesadaran dan menyebarkan cinta untuk bumi. Melalui Love & O2, Delia memiliki mimpi besar membangun Taman Hutan Hujan Tropis untuk kali pertama di Indonesia.

Dalam program pesan LOVE & O2, ia juga meluncurkan produk snack sehat berupa kripik kelapa dan granola yang dibuat dengan memberdayakan masyarakat yang tinggal di desa Tabanan, Bali. Senilai 15 persen dari setiap hasil penjualan didonasikan untuk program pelestarian hutan yang dikelola LOVE & O2.

Berikut petikannya wawancara khusus Delia von Rueti kepada Koenci.com, pada 21 Mei 2024 lalu:

Bagaimana pendapat Anda terkait event tersebut?

Saya sangat mendukung event World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali. Saya percaya bahwa forum ini merupakan momentum penting untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mengelola sumber daya air secara terintegrasi. Saya juga mendukung upaya untuk berbagi pengetahuan dan mendorong solusi inovatif dalam menghadapi tantangan yang terkait dengan air.

Apa saja harapan Anda terkait acara itu dan pertemuan dengan negara-negara tersebut?

Saya memiliki beberapa harapan terkait acara tersebut dan pertemuan dengan negara-negara lain. Pertama, saya berharap bahwa forum ini akan menghasilkan komitmen yang kuat dari semua negara untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan melindungi ekosistem yang terkait.

Selain itu?

Saya juga berharap bahwa acara ini akan menjadi platform untuk memperkuat kerjasama antar negara dalam mengelola sumber daya air secara efektif. Selain itu, harapan lainnya, forum ini akan menghasilkan kesepakatan konkret dan tindakan nyata dalam menghadapi tantangan air global.

Sebagai diaspora dan peduli alam lingkungan hutan tropis di Kalimantan, apa harapan Anda soal iklim dan dunia air saat ini?

Sebagai diaspora dan peduli tentang alam lingkungan hutan tropis di Kalimantan, saya memiliki harapan besar terkait iklim dan dunia air saat ini. Saya berharap adanya kesadaran yang lebih besar dari masyarakat dan pemerintah akan pentingnya menjaga kualitas dan ketersediaan sumber daya air.

Harapan lainnya?

Perlu adanya langkah-langkah konkret dalam mengurangi polusi air, melindungi ekosistem air, dan mengatasi perubahan iklim yang dapat mempengaruhi siklus air. Saya berharap bahwa forum ini akan menjadi ajang untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan iklim dan sumber daya air. (ROO4)

Shares:

Tinggalkan Balasan