Koenci.com – Hari ibu masih menjadi momen istimewa pada Desember 2024. Momen ini berperan penting bagi para ibu dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Momen ini turut dirasakan Ketua Umum Komunitas Indonesia International Fashion Art & UKM (KADIIFA), Anna Mariana. Tokoh wastra Indonesia dan desainer senior ini berpendapat, Hari Ibu adalah pengingat istimewa akan peran ibu dalam membentuk generasi yang kuat dan mandiri.
“Hari Ibu menjadi refleksi pentingnya memberdayakan perempuan. Baik sebagai ibu atau individu untuk terus berkontribusi dalam masyarakat,” kata Anna, Selasa (31/12/2024).
Ketua Pembina Cendekiawan Perempuan Papua (CPP) ini berpandangan, ibu adalah sosok yang tak hanya melahirkan dan merawat. Tapi menjadi inspirasi dan motifasi dalam pendidik pertama bagi anak-anaknya.
“Ibu adalah pondasi dari keluarga. Tempat anak-anak belajar tentang cinta, nilai- nilai etika dan moral,” lanjut tokoh penggagas Hari Tenun dan Songket Nasional 7 September ini.
Selain itu, peran ibu melampaui ruang domestik karena mereka memiliki kemampuan membawa perubahan positif di dunia luar dan diberbagai tatanan dan ruang.
Harapan Anna, kedepan, perempuan tak hanya duduk memimpin sebuah perusahaan, institusi, organisasi, dan politik.
“Perempuan bisa memimpin negara seperti di negara-negara berkembang dan maju lainnya tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang ibu dan istri,” tambahnya.
“Banyak desainer perempuan yang juga seorang ibu membawa perspektif unik menciptakan koleksi inklusif dan relevan,” ujar Ketua Umum Yayasan Putra Putri Tenun & Songket Indonesia dan Ketua Umum Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara.
“Perempuan-perempuan masa kini kebanyakan kaum Ibu menjadi desainer-desainer hebat sekaligus banyak jadi contoh mode bagi rancangannya, atau industri fashion di berbagai tren dan kegiatan di masyarakat,” kata Pendiri Dewan Rempah Kejayaan Indonesia (DRKI) ini.
Ia mengingatkan, Indonesia memiliki budaya wastra tradisional seperti tenun-tenunan dan songket tradisional.
“Kebanyakan perajin-perajin yang mengerjakannya adalah kaum perempuan dan ibu-ibu di seluruh daerah kepulauan Indonesia secara turun-temurun, serta menjadi sumber mata pencahariannya, industri tradisional tenun-tenun dan songket masih di pertahankan produknya,” jelasnya.
Pasalnya, hal itu merupakan warisan budaya leluhur bangsa indonesia yang motif-motifnya memiliki nilai-nilai sejarah dan filosofi seni sangat adiluhung, unik dan nilai jual tinggi.
“Menjadi tren mode yang mampu mengguncang mata dunia karena keindahan dan keunikan motif dan produknya yang hampir negara-negara lain tidak mampu membuatnya. Produk tekstil tradisional, produk fashion berbasis tenun-tenun tradisional khas indonesia, mampu memberikan kontribusi devisa besar bagi Indonesia karena tingginya nilai ekspor,” paparnya.
Diharapkan, budaya wastra warisan leluhur bangsa Indonesia yang indah ini terus menjadi ikon dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia, serta dunia.
Termasuk industri fashion yang berbasis atau bernuansa tenun-tenun dan songket tradisional Indonesia.
Anna mendorong ke semua pihak agar dapat membantu para perajin wastra tradisional Indonesia agar terus bisa bangkit kembali berkarya. (ROO4)