Koenci – Di tengah proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 akan melambat menjadi 2,9%, Pemerintah Indonesia berupaya menjaga stabilitas keamanan, ekonomi dan politik dalam negeri pada penyelenggaraan Pemilihan Umum yang berlangsung secara aman dan damai.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada pada kisaran 5,2%, pertumbuhan tersebut didukung oleh investasi yang ditargetkan sebesar Rp1.650 triliun.

Dalam periode Januari-Maret (Triwulan I) tahun 2024, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sebesar Rp401,5 triliun. Angka ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang signifikan sebesar 9,8% jika dibandingkan dengan Triwulan IV tahun 2023 dan sebesar 22,1% jika dibandingkan dengan Triwulan I tahun 2023. Capaian realisasi investasi pada triwulan ini telah mampu menyerap sebanyak 547.419 tenaga kerja Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengapresiasi capaian realisasi pada triwulan pertama tahun 2024 ini. Menurutnya ini adalah hasil kerja keras bersama banyak pihak.

”Saya aja jujur ya ini terjadi karena bantuan dari semua lapisan masyarakat terutama media. Teman-teman dari DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan khusus kepada tim dari Kementerian Investasi/BKPM yang betul-betul turun menjemput bola mengecek teman-teman investor, mengecek LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal)-nya, apa masalahnya kemudian bisa kita mendapatkan realisasi yang seperti sekarang ini,” ungkap Bahlil.

Bahlil juga menyoroti capaian realisasi investasi di Luar Jawa yang kembali lebih unggul. Hal ini menunjukkan ekosistem investasi yang berkualitas di Indonesia konsisten terbentuk. Persebaran realisasi investasi di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa pada triwulan ini hampir berimbang dengan kontribusi Pulau Jawa sebesar Rp200,5 triliun (49,9%) dan Luar Pulau Jawa sebesar Rp201,0 triliun (50,1%). Realisasi investasi baik di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa mengalami peningkatan sebesar 28,5% dan 16,3% dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2023.

”Salah satu KPI (Key Performance Indicator) dari Kementerian Investasi yang diberikan oleh Bapak Presiden Jokowi kepada kami adalah investasi itu harus berkualitas. Salah satu ciri dari investasi yang berkualitas adalah keseimbangan antara Jawa dan Luar Jawa. Kita tahu bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional kita dari sektor investasi di atas 30%. Berarti untuk meng-create pertumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu instrumennya salah satu di antaranya adalah investasi,” ucap Bahlil.

Provinsi di Luar Pulau Jawa yang berhasil menyumbangkan capaian total realisasi terbesar serta masuk ke dalam lima besar adalah Provinsi Sulawesi Tengah di peringkat keempat dengan nilai tambahan realisasi sebesar Rp27,0 triliun. Sedangkan, Provinsi Jawa Barat masih menempati peringkat pertama (Rp64,7 triliun) dan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada posisi kedua (Rp58,4 triliun) seperti periode sebelumnya

Shares:

Tinggalkan Balasan