Koenci – Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes, Prof Tjandra Yoga Aditama dari arena International Convention Center, Darling Harbour, Sydney Australia mengatakan ada delapan hal yang dapat disampaikan sehubungan pertemuan penting ini.

Pertama, pesertanya amat beragam, mulai dari Menteri Kesehatan beberapa negara, pimpinan WHO, penentu kebijakan publik lain, akademisi, pakar (“scientists”), praktisi, advokator dan para pelaksana keamanan kesehatan (“Health Security”) dari banyak negara di dunia ini.

“Dengan variasi yang amat luas ini maka diskusi akan menjadi menarik dan diharapkan memberi sumbangsih bagi keamanan kesehatan dunia,” ujar mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu melalui pernyataan persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (18/6).

Kedua, disadari bahwa untuk menangani masalah keamanan kesehatan sangat diperlukan pendekatan multisektoral dan multidisiplin, baik di tingkat sub-nasional, nasional, regional dan juga global. Tentu saja kedua pendekatan penting ini jangan hanya menjadi konsep yang dibicarakan, tetapi benar-benar dilaksanakan di lapangan

Ketiga, berbagai masalah penyakit menular terus saja muncul, baik yang baru atau varian baru, ataupun juga penyakit lama yang bangkit kembali. Sebagian dari penyakit-penyakit ini punya potensi untuk menyebar antar negara, dan harus dikendalikan agar tidak menjadi pandemi meluas

Keempat, kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini, berbagai penyakit itu -secara kolektif- punya dampak pada kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.

Kelima, selain berbagai masalah penyakit di atas maka kini dunia juga menghadapi peningkatan ketegangan geopolitik yan tentu punya dampak luas, termasuk ke status kesehatan masyarakat.

Keenam, beberapa tantangan lain yang dihadapi sekarang ini antara lain adalah kelelahan akibat pandemi COVID-19 dalam bentuk “pandemic fatigue” serta terus meluasnya mis dan dis informasi kesehatan di masyarakat. Berita tersebut antara lain melalui berbagai media sosial yang tidak selalu benar dan berdasar sumber yang jelas.

Ketujuh, menurut Guru Besar FKUI ini, untuk mengatasi masalah ketahanan kesehatan maka setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan.

Pertama, terus memberi perhatian penting pada isu ketahanan kesehatan, termasuk melakukan pendidikan publik dan advokasi pada masyarakat luas.

Kedua, amat diperlukan peran dan keterlibatan aktif para pimpinan dan penentu kebijakan di berbagai tingkatan di suatu negara maupun di tingkat internasional. Kesehatan harus menjadi bagian pertimbangan penting dalam setiap penetuan kebijakan publik.

Ketiga, tentu perlu kajian ilmiah yang mendalam agar kita dan dunia akan jadi lebih siap menghadapi kemungkinan wabah dan pandemi di masa yang akan datang. Karena itu, strategi yang akan dilaksanakan haruslah berdasar bukti ilmiah, “evidence-based strategies”.

Dan kedelapan terakhir, konperensi keamanan kesehatan Global di Sydney kali ini diharapkan akan meningkatkan dan membangun kerjasama dan kolaborasi dunia, memanfaatkan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan kesehatan, mengidentifikasi solusi baru untuk mengatasi masalah ketahanan kesehatan, serta membangun konsensus untuk aksi nyata di lapangan.

“Yang jelas memang dibutuhkan ‘energy and passion’ untuk mewujudkan dunia yang lebih aman dan lebih sehat, untuk kehidupan dan kebahagiaan umat manusia di muka bumi,” ujarnya.

Shares:

Tinggalkan Balasan